Rabu, 14 April 2010

BERBAGI DAN SALING MENGISI

Isteriku Bidadari Hatiku

oleh M. Arif As Salman Kamis, 14/04/2010M

Setiap hari aku merasakan hangatnya cinta dan kasih sayangnya. Setiap pagi aku mendengar panggilannya yang lembut. Aku hidup bahagia dalam pelukan cinta dan perhatiannya.

Ia tak pernah melukai hatiku, walau terkadang tanpa kusadari telah membuat hatinya terluka. Tapi goretan luka itu tak pernah ku lihat membekas dalam pancaran matanya yang penuh kasih sayang, dalam untaian kata katanya yang sopan dan dalam genangan air mukanya yang selalu jernih.

Tak heran bila aku tak sanggup lama lama berjauhan darinya. Tak heran bila aku merasa sulit untuk berlepas darinya.

Siapakah ia…?

Siapa lagi kalau bukan seorang wanita yang telah menyerahkan pengabdian hidupnya padaku. Seorang manusia yang dengan rela menerima segala kekurangan dan kelemahanku. Seorang wanita yang akan melahirkan untukku pejuang pejuang agama yang akan kudidik dengan tanganku.

Ia adalah isteriku tercinta yang telah kunikahi sejak 3 tahun yang silam. Kami menikah dalam usia yang masih muda. Umurku berjarak 4 tahun lebih tua darinya. Saat ini aku masih kuliah begitu juga dengan dirinya.

Dahulu, ketika melamarnya ada rasa bimbang yang bergantungan di taman hatiku. Apakah wanita yang kupilih dan kurasakan kemantapan setelah istikharah akan dapat membahagiakan diriku? Pertanyaan ini sering muncul dalam benakku.

Wajar memang karena ia masih kecil, belum memiliki bekal yang cukup untuk menyandang title sebagai seorang isteri dan ibu rumah tangga. Apalagi jiwa mudanya masih ingin berpetualang di arena kehidupan. Ingin terbang ke seluruh tempat, menyusuri lorong lorong waktu dengan membawa keinginan keinginan yang dinyanyikan jiwanya.

Tapi, semuanya kurasakan berubah setelah menikah. Apa yang aku khawatirkan dahulunya sangat jauh dari yang kudapatkan. Aku tidak pernah merasa terbebani dengan pernikahan. Aku semakin bahagia, hidupku semakin lebih terarah. Aku menjadi lebih bersemangat mewujudkan masa depan. Aku menemukan sebuah ketenangan yang selama ini kucari, sebuah kasih sayang tulus, sebuah belaian cinta yang lembut, sebuah ombak ombak kemesraan yang selalu bergerak dalam jiwaku.

Isteriku pandai menyenangkan hatiku. Ia pandai menghiburku. Aku tahu ia belum sempurna. Tapi hal itu terasa tak bermasalah bagiku.

Aku merasakan teguran lembutnya sudah cukup memberiku semangat, aku merasakan perhatian yang ia berikan sudah cukup memberiku kekuatan untuk menghadapi segala persoalan hidup. Aku pun merasa ringan ketika ia begitu sabar dengan segala keterbatasan dan kekurangan diriku.

Aku sangat bersyukur pada Allah yang telah mempertemukan kami. Semoga ini akan kekal hingga ke akhirat nanti.

Amin…………………………….

Rabu, 07 April 2010

Doa untuk kekasih hati

Doa untuk kekasih hati

Allah Yang Maha Pemurah, terimakasih Engkau telah menciptakan dia dan mempertemukan saya dengannya.



Terimakasih untuk saat-saat indah yang boleh kami nikmati bersama.

Terimakasih untuk setiap pertemuan yang boleh kami lalui bersama.

Terimakasih untuk setiap saat-saat yang lalu.

Saya datang bersujud dihadapan-Mu,

Sucikan hati saya yaa Allah, sehingga dapat melaksanakan kehendak dan rencana-Mu dalam hidup saya.



Yaa Allah, jika saya bukan pemilik tulang rusuknya,

janganlah biarkan saya merindukan kehadirannya.

Janganlah biarkan saya melabuhkan hati saya di hatinya.

Kikislah pesonanya dari pelupuk mata saya

dan usirlah dia dari relung hati saya.

Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam di dada ini dengan kasih dari dan pada-Mu yang tulus dan murni.

Tolonglah saya agar dapat mengasihinya sebagai sahabat.



Tetapi jika Kau ciptakan dia untuk saya, yaa Allah,

tolong satukan hati kami.

Bantulah saya untuk mencintai, mengerti dan menerima dia seutuhnya.

Berikan saya kesabaran, ketekunan, dan kesungguhan untuk memenangkan hatinya.

Urapilah dia agar dia juga mencintai, mengerti dan mau menerima saya

dengan segala kelebihan dan kekurangan saya sebagaimana saya telah Kau ciptakan.

Yakinkanlah dia bahwa saya sungguh-sungguh mencintai dan rela membagi suka dan duka saya dengan dia.



Yaa Allah Maha Pengasih, dengarlah doa saya ini.

Lepaskanlah saya dari keraguan ini menurut kasih dan kehendak-Mu.



Allah Yang Maha Kekal, saya tahu Engkau senantiasa memberikan yang terbaik buat saya.

Luka dan keraguan yang saya alami pasti ada hikmahnya.

Pergumulan ini mengajar saya untuk hidup makin dekat pada-Mu, untuk lebih peka terhadap suara-Mu

yang membimbing saya menuju terang-Mu.

Ajarlah saya untuk tetap setia dan sabar menanti tibanya waktu yang telah Engkau tentukan.



Jadilah kehendak-Mu dan bukan kehendak saya yang jadi dalam setiap bagian hidup saya, yaa Allah.
BEDA ANTARA SUKA, CINTA DAN SAYANG
by Saling Berbagi Rabu, 07 April 2010 M
BEDA ANTARA SUKA, CINTA DAN SAYANG Dihadapan orang yang kau cintai, musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah Dihadapan orang yang kau sukai, musim dingin tetap saja musim dingin hanya suasananya lebih indah sedikitDihadapan orang yang kau cintai, jantungmu tiba tiba berdebar lebih cepat Dihadapan orang yang kau sukai, kau hanya merasa senang dan gembira sajaApabila engkau melihat kepada mata orang yang kau cintai, matamu berkaca-kacaApabila engkau melihat kepada mata orang yang kau sukai, engkau hanya tersenyum sajaDihadapan orang yang kau cintai, kata kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalamDihadapan orang yang kau sukai, kata kata hanya keluar dari pikiran sajaJika orang yang kau cintai menangis, engkaupun akan ikut menangis disisinyaJika orang yang kau sukai menangis, engkau hanya menghibur sajaPerasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telingaJadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga.Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari orang yang kau cintai, cinta itu berubah menjadi tetesan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama."Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta... ada perasaan yang lebih mendalam. Yaitu rasa sayang.... rasa yang tidak hilang secepat rasa cinta. Rasa yang tidak mudah berubah.Perasaan yang dapat membuat mu berkorban untuk orang yang kamu sayangi. Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi.Cinta ingin memiliki. Tetapi Sayang hanya ingin melihat orang yang disayanginya bahagia.. walaupun harus kehilangan."

nb.dimohon saling berbagi yach.

Senin, 05 April 2010

Seri berbagi Kebahagiaan: INILAH CINTA

INILAH CINTAPernahkah anda definisikan “cinta”? Dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan dengan “sayang sekali” atau “suka sekali”. Saya sendiri tidak berani mendefinisikan lebih jauh, khawatir diprotes para pakar bahasa. Namun saya ingin mengajak anda untuk memikirkan masalah cinta ini, karena cinta adalah kebutuhan seluruh manusia, baik manusia normal maupun tidak.Dalam kehidupan keseharian, kita bisa melihat bahwa cinta bisa menjadi kekuatan terbesar yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu, bahkan yang tidak mungkin sekalipun. Cinta mampu membuat manusa menembus batas dirinya, meraih sesuatu diluar jangkauannya. Cinta juga membuat manusia melakukan sesuatu dengan senang hati, walaupun pekerjaan itu awalnya tidak disenangi. Cinta membuat hidup menjadi lebih bergairah seakan memberikan sebuah harapan baru. Itulah cinta, sebuah kekuatan luar biasa yang dimiliki manusia.Antara “Cinta” dan “Hasrat”Saya juga meyakini bahwa cinta itu sebuah proses, bukan buah atau hasil. Proses saling mengasihi, proses saling menyayangi, proses saling berbagi bahkan pengorbanan. Cinta merupakan proses fitrah, bukan rekayasa. Dia bisa tumbuh karena dorongan fitrah dalam diri manusia atau setelah ada kecocokan interaksi dan menimbulkan saling ketergantungan. Cinta seringkali rancu dengan hasrat (desire) yang juga merupakan bagian dari fitrah manusia. Hasrat menimbulkan ketertarikan dan ingin memiliki terhadap sesuatu. Hasrat mendorong manusia untuk memenuhi kebutuhannya, termasuk kebutuhan akan cinta. Hasrat bukanlah “cinta” itu sendiri, namun salah satu yang mendorong seseorang untuk mendapatkan cinta, cinta dari sang kekasih.Cinta mendorong manusia untuk saling menyayangi, saling memberi dan pengorbanan. Sementara hasrat mendorong manusia untuk bercumbu. Kegiatan pacaran misalnya, bukanlah kegiatan orang yang dimabuk cinta, melainkan kegiatan orang yang sedang melampiaskan hasrat terpendam. Walaupun harus diakui bahwa terkadang aktifitas seksual dapat mendorong tumbuhnya rasa cinta, namun setelah melewati berbagai proses dan beberapa ujian. Jadi tidak semua orang yang saling memiliki hasrat bisa menemukan kebahagiaan, karena kebahagiaan itu justru ada bersama cinta.Rasulullah SAW bersabda, “Jika seseorang mencintai saudaranya karena Allah, maka kabarkanlah bahwa ia mencintainya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).Hadits tersebut adalah anjuran kita untuk mengkabarkan cinta kita pada saudara kita, namun karena ada kerancuan arti “cinta” dan “hasrat” membuat kita menjadi enggan untuk mengungkapkannya cinta kita pada para saudara muslim, karena malah bisa menimbulkan fitnah. Padahal dahulu Rasulullah SAW dan para sahabat beliau terbiasa mengungkapkan rasa cinta diantara mereka.Cinta SejatiCinta sejati hanya ada pada cinta Rasulullah terhadap ummatnya dan cinta orang tua pada anaknya. Cinta sejati tumbuh bukan karena dorongan hasrat, namun ia tumbuh karena kasih sayang yang tulus. Cinta orang tua menjadi sejati, karena cinta itu telah dimulai sejak sang anak berada dalam kandungan. Tak ada yang diberikan anak pada orang tuanya, selain kebahagiaan dan rasa bangga menjelang kelahirannya sebagai si buah hati yang mungil dan lucu. Sang anak tak bisa mengucapkan kata-kata manis pada orang tuanya, dia hanya bisa menangis, rasa cinta orang tualah yang membuat mereka memenuhi kebutuhan sang anak. Anak begitu menggantungkan kehidupannya pada orang tuanya, dan orang tuanya dengan tulus memberikan kasih sayangnya, karena mereka merasa bahagia melakukan itu, itulah cinta.Cinta antara Rasulullah SAW terhadap ummatnya dan orang tua pada anaknya tidak melalui proses memilih. Rasulullah SAW tidak bisa memilih siapa saja yang menjadi ummatnya dan kitapun tidak bisa memilih siapa yang dipilih Allah menjadi Rasulullah. Orang tua tak bisa memilih siapa yang lahir dari rahimnya, anak pun demikian, dia tidak bisa memilih lahir dari rahim siapa. Siapapun yang lahir dari rahimnya, itulah anaknya, buah hatinya tempat mencurahkan kasih sayangnya. Dari siapapun kita dilahirkan, kita tidak bisa memilih, merekala h orang tua kita dan kita harus menyayanginya, itulah cinta.Sedangkan cinta pada lawan jenis, bukanlah cinta sejati. Namun sebuah aktifitas manusia yang didahului oleh hasrat. Hasrat menggerakan kita untuk memilih, berinteraksi, baru kemudian memutuskan untuk bekerja sama menggapai cinta. Jadi jika ada seseorang yang mengatakan cinta pada anda, tanyakan benarkah demikian. Jangan-jangan yang ingin disampaikan adalah “aku berhasrat padamu”.Saya pernah melihat sepasang sejoli yang sudah renta, saya perkirakan berumur 70 tahunan, dengan mesranya bergandengan tangan dipagi hari, mereka berolah raga dengan berjalan kaki mengelilingi sebuah taman kota. Setelah beberapa keliling, sang suami berkata pada istrinya,“Sudah cape belum ma?” tanyanya dengan lembut“Belum pa, mama masih kuat 3 keliling lagi. Kenapa? Papa capek ya?” jawab sang istri tidak kalah lembutnya.“Capek sih, tapi masa papa kalah sama mama. Ayo papa temenin 3 keliling lagi”“Jangan dipaksa pa, mending kita duduk di bangku taman itu yuk” Sang istri menutup perbincangan sambil menggandeng tangan suaminya ke bangku taman.Saya tersenyum mendengar percapakan itu. Percakapan dengan nada yang lembut namun kuat akan kesan kasih sayang didalamnya. Keduanya tampak begitu bahagia terlihat begitu nyaman bersama pasangannya. Itulah cinta, walau sudah keriput dan renta, kasih sayang itu masih tercurah diantara keduanya.Jangan heran bila ada yang menikah namun mahligai rumah tangganya berantakan. Itu karena mereka gagal menumbuhkan cinta, mereka hanya berhasil membangun ikatan untuk penyaluran hasrat belaka. Padahal kebahagiaan itu ada dibalik cinta, bukan pada pemenuhan hasrat.Cinta yang hakikiCinta yang hakiki hanya ada pada Allah SWT Sang Maha Pencipta. Makhluknya tidak memberikan apa-apa pada-Nya. Namun DIA curahkan kasih dan sayangnya kepada makhlukNya dengan begitu banyak nikmat dan anugerah. Sedangkan kita hanya bisa selalu meminta, justru menggantungkan seluruh harapan kepadaNya. Tak ada yang bisa kita berikan, semua yang ada pada diri kita adalah millikNya. Kita tidak memiliki sesuatu yang tiada dimilikiNya dan kita tidak memiliki sesuatu yang bukan milikNya.KasihNya tidak hanya tercurah pada makhluk-makhlukNya yang taat saja, seluruh makhluk ciptaanNYa tetap merasakan kasihNya. Namun “sayang”Nya hanya diberikan pada mereka yang mencintaiNya atau mereka yang telah berusaha untuk mencintaiNya. Itulah cinta...Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS Al-Baqarah:165)Sahabat Ibnu Umar ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Di antara hamba-hamba Allah ada sekelompok manusia yang mereka bukan nabi dan bukan pula syuhada', tetapi mereka mendapatkan kemuliaan di sisi Allah sejajar dengan para nabi dan para syuhada'." Lalu para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, khabarkanlah kepada kami siapakah mereka itu?" Jawab Rasulullah: "Mereka adalah sekelompok orang yang saling memadu kasih karena Allah, bukan karena motivasi kekerabatan maupun materi. Demi Allah, wajah mereka bersinar bagaikan cahaya, bahkan mereka adalah cahaya di atas cahaya. Mereka tidak merasa takut ketika umat manusia dilanda perasaan takut" Lalu Rasulullah saw membaca ayat: "Dan ingatlah, bahwa para kekasih Allah tidak akan pernah dilanda perasaan takut dan tidak pernah pula dilanda perasaan sedih." (HR. Abu Dawud).Wallahu a’lam